Saturday, August 30, 2014

Internet Akan Memasuki Jaman Password Kedaluarsa

Ketika mengunjungi sebuah situs yang membutuhkan akses login, maka hal yang paling terpenting adalah mengisi password. Password inilah yang akan menjadi sandi untuk diri sendiri agar dapat masuk ke suatu halaman secara personal.

Namun, dengan banyaknya akun yang terdaftar pada suatu situs di internet, menyebabkan password harus dibuat berbeda untuk masing-masing agar terhindar dari upaya pengambil alihan hak akses pengguna kepada orang yang berniat jahat.


Peretasan besar-besar password dilakukan oleh peretas Rusia yang memanfaatkan celah keamanan HeartBleed yang berada pada masing-masing sertifikasi keamanan situs SSL. Hacker Rusia yang dinilai sangat canggih dan pintar tersebut sukses mendapatkan email dan password pengguna internet karena mampu menyerang situs-situs besar dan vital seperti gmail, yahoo dan alin sebagainya.

Jumlah email dan passsword yang berhasil didapatkan oleh sang peretas situs asal Rusia tersebut diperkirakan sebanyak 1,2 Miliar akun. Jumlah ini merupakan peretas akun terbesar dalam sejarah dunia internet. Sehingga tidak heran perusahaan-perusahaan yang sebenarnya merupakan kompetitor, justru bersatu untuk memerangi keamanan internet yang sedemikian parahnya.

Lalu kini berbagai solusi keamanan diterapkan untuk mengubah wajah sistem security di dunia online. Salah satu solusi yang dipercaya dapat menjaga akun tidak mudah di ambil oleh orang lain adalah dengan metode Biometrik.

Teknologi Biometrik Sebagai Password Akun Internet Di Masa Depan

Informasi Biometrik seperti sidik jari, pengenal suara, bentuk wajah dipercaya menjadi solusi efektif untuk meningkatkan keamanan internet. Hal ini dikarenakan akun hanya bisa diakses oleh pemilik biometriknya, sehingga perlu izin pemiliknya apabila orang lain ingin mengakses suatu akun internet.

Solusi keamanan dengan informasi biometrik juga dikenal lebih murah dibandingkan mengaplikasikan teknologi keamanan terbaru seperti teknologi RFID dan two-step authentication yang menggunakan tambahan perangkat token.

Pengguna cukup menggunakan microphone, kamera ataupun layar sentuh untuk merekam informasi biometrik yang digunakan sebagai password untuk mengakses suatu akun. Microphone untuk pengenalan suara, kamera untuk merekam bentuk wajah, atau layar sentuh untuk merekam sidik jari pengguna.

Selain itu, keamanan akun juga bisa ditambah dengan pelacakan lokasi sebagai penguat keamanan berbasis kontekstual. Jadi ketika sebuah akun diakses di lokasi atau di jam yang tidak biasanya, maka akun akan meminta informasi biometrik tambahan sebagai langkah keamanan.

No comments: