Wednesday, November 4, 2015

5 Hal Yang Membedakan Hasrat Seksual Wanita dan Pria

Sudah bukan rahasia lagi kalau kaum pria sangat mudah terangsang secara seksual, kapan saja, dimana saja dan oleh siapa saja. Sementara wanita cenderung melibatkan emosi apakah ia ingin berhubungan seks dengan seorang pria atau tidak. Selain lebih mudah terangsang, perilaku seks pria lebih to the point dibandingkan wanita.

Berikut adalah 5 perbedaan mendasar seputar hasrat seksual kaum pria dan kaum wanita. Dengan memahami cara kerja hasrat seksual pasangan berlainan jenis, para ahli meyakini bahwa hubungan anda akan dibawa ke level hubungan yang lebih baik serta akan melahirkan saling pengertian antara satu sama lain.

1. Fantasi seksual pria lebih banyak dan lebih bervariasi.

Menurut penelitian seorang psikolog sosial dari Florida State University, Roy Baumeister, hasrat seksual pada pria bersifat spontan dab pria memiliki fantasi seks yang lebih bervariasi dibanding wanita. Mayoritas kaum pria yang masih berusia di bawah 60 tahun minimal akan memikirkan seks sekali dalam sehari. Wanita yang memikirkan seks setiap hari jumlahnya hanya seperempat dibandingkan pria. Seiring pertambahan usia akan terjadi pengurangan fantasi seks baik pada pria maupun wanita, namun tetap saja pria masih berfantasi seks minimal 2 kali dalam sehari.

2. Pria lebih aktif mencari pelampiasan hasrat seksualnya

Karena pria lebih membutuhkan seks dibanding wanita maka tidak tabu bagi pria untuk berhubungan seks di awal dan ditengah hubungan, bahkan meskipun ketika hubungan personal sudah berakhir. Keaktifan dalam mencari pasanganuntuk berhubungan seks tidak hanya terjadi pada pria heteroseksual saja namun juga pada pria homoseksual.  Dari penelitian Baumeister disimpulkan kalau kaum pria memiliki keinginan untuk mempunyai pasangan seks lebih dari satu dan mereka juga lebih menyukai hubungan yang bersifat kasual.

Karena kebutuhan seksnya yang tinggi sementara mencari pasangan seks juga tidak mudah, sebanyak dua dari tiga pria mengaku sering melakukan masturbasi untuk menekan gejolak nafsu seksual mereka. Sebaliknya hanya 40 persen dari wanita yang mengaku memilih jalan masturbasi sebagai pereda hasrat seksual dan itupun jarang dilakukan.

3. Wanita sulit dibangkitkan gairah seksualnya

Berbagai cara sering dilakukan kaum pria untuk membangkitkan gairah seksual pasangannya, padahal kaum wanita sendiri sering tidak tahu bagaimana membangkitkan gairah mereka sendiri.
Sebuah penelitian pernah dilakukan oleh Meredith Chivers dan kawan-kawan dari Northwestern University dimana sekelompok pria heteroseksual, sekelompok wanita heteroseksual dan sekelompok pria homoseksual diminta untuk menonton beberapa film porno. Hasilnya adalah : kelompok pria heteroseksual terangsang oleh adegan seks pria-wanita dan wanita-wanita sementara kelompok pria homoseksual terangsang oleh adegan seks sesama pria. Yang mengejutkan sekaligus membingungkan adalah hasil yang ditunjukkan oleh kelompok wanita heteroseksual dimana mereka terangsang oleh adegan seksual pria-wanita, wanita-wanita dan pria-pria.

Menurut J. Michael Bailey, seorang peneliti dari Northwestern University, pria lebih kaku dan spesifik tentang kepada siapa mereka jatuh cinta dan ingin berhubungan seks sementara wanita lebih terbuka dan tidak spesifik dalam menentukan dengan siapa mereka ingin melakukan hubungan seksual. Hal ini menunjukkan kalau wanita lebih memiliki kemungkinan ketertarikan sesama jenis dibanding kaum pria walaupun tidak semua wanita akan melakukannya.

4. Faktor lingkungan sosial dan budaya sangat mempengaruhi hasrat seksual wanita.

Baumeister menjelaskan dalam ulasannya bahwa keinginan dan perilaku seksual wanita sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Contohnya, seorang wanita yang aktif mendatangi tempat ibadah akan cenderung lebih tertutup mengenai seks. Sebaliknya kaum pria cenderung menunjukkan perilaku tidak ada hubungannya antara hasrat seksual dengan sikap religius mereka.

Tingkat pendidikan yang lebih tinggi juga mempengaruhi wanita lebih cenderung untuk mempraktikan seks yang lebih bervariasi.

Sebuah teori mengatakan bahwa lemahnya hasrat seksual pada wanita dipengaruhi oleh pandangan sosial dimana kaum pria dianggap memiliki posisi yang lebih kuat dan merupakan pemimpin dalam masyarakat. Namun Laumann lebih memilih menggunakan pendekatan sosiobiologi dimana secara genetik wanita memang terprogram untuk lebih berhati-hati dan tidak mengumbar hasrat seksual mereka karena wanita akan menjadi pihak yang menanggung ‘beban’ dari hubungan seksual yaitu dengan kehamilan dan kewajiban untuk mengurus bayi yang dihasilkan dari hubungan seks.

Kepekaan wanita terhadap kualitas suatu hubungan disebabkan keinginan mereka untuk memiliki pasangan yang bersedia membantu dalam mengurus anak. Wanita juga cenderung memilih untuk berhubungan dengan pria yang mapan untuk mendukung keberadaan anak, terutama karena wanita akan memiliki gerak yang terbatas selama hamil dan ketika baru memiliki anak.

5. Gairah seksual wanita kurang responsif terhadap obat-obatan.

Gairah seksual pada pria lebih to the point karena otak dan hormonnya secara biologi sudah diciptakan demikian. Itulah kenapa ketika pria mengalami penurunan hasrat seksual atau terjadi masalah disfungsi akan lebih mudah diatasi hanya dengan menggunakan obat-obatan tertentu. Sedangkan wanita jika mengalami masalah seksual akan jauh lebih rumit dan biasanya berhubungan dengan masalah mental dan kejiwaan sehingga akan butuh waktu yang lebih lama serta perlu adanya pendekatan emosi untuk memecahkan masalahnya.

No comments: