Wednesday, December 25, 2013

Mendengkur Beresiko Serangan Jantung

Siapa sangka, mendengkur alias "ngorok" tidak sekedar mengganggu tidur orang disamping anda, tapi juga bisa berakibat fatal untuk anda sendiri. Hal ini ditemukan dalam sebuah penelitian yang diterbitkan pada the Journal of the American College of Cardiology. Menurut penelitian ini, mendengkur dengan tingkat ringan cukup meningkatkan resiko mengalami sindroma kematian mendadak karena serangan jantung.

Mendengkur yang berbahaya ini adalah mendengkur yang disertai dengan  obstructive sleep apnea (OSA). Yaitu mendengkur yang disertai dengan rasa kantuk yang berlebihan. Gejala ini disebut juga henti nafas saat tidur. Pada saat tidur ini saluran pernafasan menyempit sehingga aliran udara terhenti. Biasanya terjadi selama 10 detik namun ditemuka sebagian orang mengalami henti nafas lebih dari satu menit. Penderita sleep apnea biasanya terbangun karena sesak nafas. Setelah mengambil nafas sejenak mereka akan kembali tidur. Namun biasanya mereka tidak menyadari akan hal ini. Karena tidak mengalami tidur yang nyenyak dan terpotong-potong, orang yang mendengkur akan merasa kurang segar dan mengantuk seharian penuh.

Akibat proses henti nafas yang terus-menerus berulang dapat memicu reaksi berantai yang kemudian mengakibatkan peningkatan tekanan darah, kadar gula darah dan akhirnya mempengaruhi kesehatan jantung.

The National Heart, Lung and Blood Institutes memperkirakan sleep apnea diderita lebih dari 12 juta orang di AS. Jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat dengan bertambahnya epidemi obesitas di sana. Tetapi hati-hati, untuk ras Asia seperti Indonesia penderita sleep apnea tanpa obesitas pun banyak. Ini dikarenakan struktur rahang yang sempit dan leher yang pendek pada ras Asia. Tak semua pendengkur itu gemuk lho.

Penelitian

Penelitian terdahulu dari Mayo Clinic yang diterbitkan pada the New England Journal of Medicinemenyatakan bahwa lebih dari setengah pasien mendengkur yang telah terdiagnosa dengan sleep apnea, meninggal akibat serangan jantung antara pukul 22:00-6:00. Artinya, sleep apnea berperan atas serangan jantung yang terjadi.

Kembali pada penelitian yang terbaru, para ahli mengikuti 10.701 subyek selama kurang lebih 5,3 tahun. Selama itu, sebanyak 142 pasien meninggal dunia akibat serangan jantung mendadak. Kebanyakan dari pasien-pasien tersebut berusia lebih dari 60 tahun dan mengalami henti nafas lebih dari 20 kali perjam saat tidur serta memiliki kadar oksigen terendah kurang dari 78 persen.

Saat saluran nafas tersumbat dalam tidur, pasokan oksigen terhenti hingga kadar oksigen dalam darah menurun. Penelitian ini tunjukkan bahwa penurunan kadar oksigen lebih rendah dari 78 persen akan tingkatkan risiko pasien alami serangan jantung yang mematikan hingga 80 persen.

Jadi sleep apnea bukan saja meningkatkan risiko gangguan kesehatan jantung di malam hari, tapi justru sepanjang hari dan malam.

Tata Laksana

Perawatan sleep apnea dimulai dengan pemeriksaan rutin di laboratorium tidur untuk mendiagnosa derajat dengkuran. Jika indeks henti nafas (AHI) kurang dari 5 kali perjam, pasien dinyatakan hanya mendengkur tanpa sleep apnea. Ini kondisi yang aman. Sementara AHI 5-15 kali perjam adalah kondisi ringan, 16-30 kali perjam adalah sedang dan lebih dari 30 dinyatakan sebagai sleep apnea berat.

Umumnya perawatan sleep apnea adalah dengan menggunakan CPAP, berupa alat yang dihubungkan dengan masker hidung. Alat tersebut akan meniupkan tekanan positif yang digunakan untuk menyangga saluran nafas agar tak menyempit selama tidur. Penggunaan CPAP telah diketahui memperbaiki kondisi jantung, tekanan darah dan kontrol gula darah penderita sleep apnea. Selain CPAP, perawatan sleep apnea juga bisa dilakukan dengan penggunaan dental appliances atau pembedahan.

———————

Perawatan sleep apnea akan meningkatkan kualitas hidup penderitanya, dan juga mencegah terjadinya penyakit jantung dan pembuluh darah.

Ketika ada sahabat atau kerabat yang mendengkur, jangan ditertawakan. Peringatkan! Anda bisa menyelamatkan nyawanya hanya dengan memberi tahu bahwa dengkurannya bisa berbahaya bagi kesehatan.

Tuesday, December 24, 2013

Sperma Robot

Kabarnya beberapa peneliti asal Jerman telah berhasil menciptakan "sperma robot", yaitu sperma yang dapat digerakkan atau dikontrol dengan menggunakan remote. Dengan teknologi ini akan menmberikan solusi untuk mengatasi infertilitas.

Teknologi "sperma robot" ini dilakukan dengan cara mengambil sperma laki-laki dan dimasukkan dalam nanotube yang berbentuk melancip dibagian ujungnya menjadi sejenis "chip".  Tube ini akan dipandu menggunakan magnet untuk menuju sel telur dan menyebabkan terjadinya pembuahan.

Metode yang digunakan untuk membuat "sperma robot" ini sebenarnya cukup sederhana. Ekor sperma digunakan untuk melalukan gerak elektrik kemudian medan magnet digunakan untuk mengontrol arah sperma. Persis seperti cara kerja jarum kompas yang selalu menunjuk medan magnet bumi. Intinya dengan teknologi ini dapat mengontrol sel tunggal seperti sperma untuk bergerak melintasi cairan.

Nanotube yang dikembangkan menggunakan besi dan titanium nanopartikel. Pada saat sperma di masukkan ke dalam tabung, kepala sperma akan terperangkap diujung tabung yang lancip. Kemudian dengan bantuan remote dan medan magnet sperma akan terdorong lebih mudah ke arah sel telur dan meningkatkan peluang terjadinya pembuahan.

Belum dijelaskan secara lebih rinci mengenai bagaimana memasukkan sperma ke dalam nanotube serta memasukkannya ke dalam rahim wanita. Namun, jika berhasil dikembangkan, tidak hanya terbatas membantu proses pembuahan saja, teknologi ini dapat diaplikasikan dalam bidang pengobatan lainnya seperti membantu proses kemoterapi untuk menghambat pertumbuhan sel kanker. Ajaib.

Photoelectric smoke detector

Photoelectric smoke detector adalah salah satu alat yang digunakan untuk fire alarm system. Alat ini bekerja dengan cara membiaskan cahaya lampu LED jika ada asap yang masuk ke dalam ruang pendeteksi asap atau detection chamber. Asap akan membelokkan atau memantulkan cahaya LED hingga menyentuh sensor dan mengaktifkan alarm.
Dalam kondisi tidak mendeteksi asap, cahaya LED dipancarkan dari satu ujung ke ujung lainnya tanpa menyentuh sensor. Tetapi ketika asap masuk ke dalam ruang deteksi, pancaran cahaya LED akan terhalang dan terdistorsi sehingga cahaya membelok kemudian menabrak area sensor. Alarmpun akan berbunyi.
Photoelectric smoke detector yang tidak terlalu sensitif terhadap asap kecil dapat mengurangi kemungkinan terjadinya alaram palsu. Untuk itu alat ini sangat sesuai digunakan di ruang tamu atau dapur. Asap yang dihasilkan dari asap rokok ataupun alat memasak tidak akan mampu memicu alarm. Sebaliknya jika terjadi kebakaran yang sebenarnya, perlengkapan ruang tamu dan dapur umumnya memiliki proses pembakaran yang lambat dan banyak menghasilkan asap sehingga akan memicu alarm menjadi aktif.
Photoelectric smoke detector harus dibersihkan secara teratur karena fungsi alat sensornya dapat terganggu karena menebalnya debu dan serangga di dalam alat. Pelajari lebih lanjut mengenai alat ini di website pemadamapionline.com

Monday, December 23, 2013

Jalan Kaki Mengurangi Resiko Terserang Penyakit

Perkembangan teknologi yang benyak memberikan kemudahan cenderung merubah aktifitas manusia modern menjadi semakin statis. Banyak kegiatan dilakukan hanya dengan duduk, baik di belakang meja kerja, di cafe-cafe mal hingga di belakang kemudi kendaraan. Kita semakin malas bergerak.
Tahukah anda, gaya hidup statis seperti ini membuat kita lebih rentang terserang berbagai penyakit? Misalnya diabetes tipe 2, penyakit jantung, atau stroke. Risiko penyakit-penyakit tersebut sebenarnya dapat kita hindari hanya dengan berjalan lebih banyak. Cukup sederhana bukan?

Hal ini ditunjukkan oleh sebuag penelitian yang belum lama dilakukan. Dimana peneliti melakukan pengamatan kepada lebih dari 9.300 responden dewasa dengan pradiabetes di 40 negara. Pradiabetes adalah kondisi yang meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, termasuk serangan jantung dan stroke. 

Responden yang diikutkan dalam studi ini harus meningkatkan aktivitas fisik mereka, mengurangi berat badan, dan mengurangi makanan berlemak dalam diet mereka. Langkah kaki mereka pun dicatat pada awal mengikuti program dan satu tahun kemudian. Menurut studi yang dipublikasi dalam jurnal The Lancet tersebut, kapasitas berjalan peserta dari awal studi yang meningkat hingga di penghujung studi dapat menurunkan risiko dari penyakit jantung. Berjalan 2.000 langkah lebih banyak setiap hari dapat menurunkan sekitar 10 persen risiko para peserta studi. Bahkan penambahan 2.000 langkah lainnya dapat mengurangi risiko sekitar delapan persen lagi. Misalnya, di awal studi A berjalan 4.000 langkah dan tidak melakukan penambahan langkah hingga penghujung studi. Sementara peserta B di awal studi berjalan 6.000 langkah dan secara konsisten menambah kapasitas berjalannya hingga 8.000 di akhir studi. Maka peserta B memiliki risiko penyakit 18 persen lebih rendah daripada peserta A. Ketua studi Thomas Yates, peneliti dari University of Leicester mengatakan, temuan kami membuktikan, perubahan kadar aktivitas fisik sangat substansial dalam mengurangi risiko penyakit jantung. "Yang lebih penting, manfaat ini tidak bergantung pada berat badan peserta saat ikuti serta dalam program penambahan aktivitas fisik," pungkas Yates.

Pradiabetes merupakan kondisi yang disebut sebagai gerbang menuju diabetes. Prevalensinya mencapai delapan persen orang dewasa (344 juta) di seluruh dunia. Pada tahun 2030 diprediksikan jumlahnya akan meningkatkan menjadi 8,4 persen (472 juta).